home

Thursday, February 18, 2010

Sebuah Doa Baru

“…boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al Baqarah : 216)

Seandainya Tuhan bisa salah.

Tapi tidak, itu tidak akan terjadi. Tuhan tidak pernah salah. Apapun dari Nya adalah benar dan selalu benar. Jika tidak sesuai keinginan, berarti keinginannya yang salah, dan bukan pada keputusan Tuhan.

Berkali kali aku coba meyakinkan diriku atas kalimat itu. Kalimat yang kudapat sendiri karena aku sangat percaya pada Tuhan ku. Aku masih sangat percaya bahwa Tuhan punya sesuatu yang indah untukku dengan memberikan takdir yang seperti ini.

Awalnya aku percaya, takdir adalah sebuah pilihan. Tapi belakangan, ada hal hal yang memang tidak bisa kau pilih, mungkin kau masih bisa memilih bagaimana menjalaninya, tapi ada “given condition” yang selalu menyertai, keputusan Tuhan. Keputusan Tuhan adalah mutlak benar adanya.

Seandainya Tuhan bisa salah.

Untuk kali ini saja, aku berharap Tuhan sedang salah.

Maaf, Tuhan.

Aku sangat merindukan orang itu.

Dan aku semakin merindukannya karena aku tau, untuk kemudian di keesokan hari dan keesokannya lagi, aku tidak dapat lagi bercengkrama ataupun bersua dengannya.

Seandainya Tuhan kali ini salah, aku mungkin akan menjadi orang paling bersyukur atas hal itu.

Aku ingin kali ini saja Tuhan telah salah dengan tidak menakdirkan aku menjadi pendampingnya di kehidupan ini. Satu kali ini saja.

Mungkin jika perlu salah berkali kali, akan banyak hal yang sangat ingin aku ubah, tapi aku hanya minta yang ini saja. Tuhan, aku tidak bisa bayangkan bagaimana aku tidak lagi mendapatkan ia mengisi relung hatiku.

Bukan tidak bisa mengusirnya, tapi aku tidak mau. Aku tidak dapat bayangkan ada pelangi lain yang menghiasi hatiku. Tertanam seberapa dalamkah ia di hatiku, aku tidak pernah tau jelas. Aku hanya tau aku hanya ingin terus mendapati ia saja yang mengisi relung hatiku.

Seandainya Tuhan bisa salah, tentu saja akan ada banyak hal yang orang orang ingin ubah. Maka itu telah kau mutlak kan, bahwa, Kau tidak pernah salah. Apapun dari Mu adalah yang terbaik.

Aku, diriku, Tuhan, meminta maaf dengan sebenar benarnya. Tapi aku mungkin tidak ingin yang terbaik. Kadang aku hanya ingin, apa yang menjadi keinginanku. Pasti ini salah, tentu saja. Dan aku adalah orang sesat yang terus menceburkan diri dalam kesesatan. Tapi Tuhan, suatu waktu aku sadar apa yang kuinginkan.

Keputusan Mu tidak menakdirkan aku di kehidupan ini sebagai pendampingnya, tapi izinkan aku untuk tetap mematri ia dalam hati ini.

Izinkan aku mendoakan kebahagiaannya. Izinkan aku terus mengingatnya, mengingat cerita perjalanan kami hingga harus terhenti sampai disini atas kehendak Mu.

Izinkan aku terus mencintainya dengan caraku, terlepas dari seperti bagaimana itu cinta.

Aku hanya ingin dapat menjadi orang di kehidupan ini yang tidak pernah menyesal untuk pernah mengenalnya. Awalnya aku kira, untuk apa Tuhan takdirkan aku mengenalnya, jika bukan untuk menjadi pendampingnya dengan resmi di mata Mu dan di mata dunia. Tapi belakangan, aku telah mengubahnya sedikit.

Mungkin Tuhan takdirkan aku mengenalnya, untuk terus dapat mendoakannya darisini, tempatku yang tidak sama dengannya. Untuk bisa terus mengingatnya begini, caraku untuk mencintainya.

Tuhan, aku tau Kau tidak akan pernah salah, tapi aku juga tau, Kau lah yang akan paling mengerti atas perasaan ini.

Mungkin ini akan hanya jadi perasaan sesaat yang untuk kemudian akan hilang. Satu minggu kemudian, satu bulan, satu tahun, sepuluh tahun. Aku akan hidup normal. Aku akan menikah, punya anak dan suami yang sangat mecintaiku dan sangat kucintai.

Tapi Tuhan, aku titipkan satu doa ini saja padamu, aku hanya ingin tetap mencintainya dengan sebanyak banyak sisa cinta yang kumiliki setelah aku akan memiliki banyak orang yang kucinta.

Jangan biarkan ia pergi begitu saja dari hati ini seperti orang orang lainnya yang menjadi angin liar.

Orang bijak berkata, hidup adalah pilihan bukan?

Aku memilih sekarang Tuhan, aku memilih untuk tidak ingin menghapusnya dengan “given condition” seperti ini. Dan kembali aku berdoa hanya pada Mu, hanya pada Mu. Aku tidak ingin menghapus setiap detail perasaan aman dan hangat ketika aku bersamanya, Tuhan. Meskipun telah Kau putuskan, bahwa aku tidak bisa berada disampingnya, seandainya Tuhan bisa membuat kesalahan.

Aku tau Kau mendengarku. Aku sangat tau.

Kini, mungkin hanya ini yang aku minta.

Pengisi relung hati lain yang akan menjadi orang resmi di mata Tuhan dan dunia untuk menjadi pendampingku, tolong bahagiakan ia bersamaku. Jika ia benar takdirku.

Aku tidak pernah bermaksud tidak mencintainya, aku akan mencintainya. Sungguh, dengan sebanyak banyak sisa cinta yang kumiliki.

Tapi Tuhan, dengan segala kerendahan hati, dengan pengakuan bahwa Tuhan tidak pernah salah. Aku harap, jika nanti Kau akan membuat satu kehidupan baru, dimana Kau pun berniat menakdirkan aku bermain kembali dalam hidup itu. Izinkan aku bertemu dia lagi.

Dan kali ini, aku sangat meminta, tolong takdirkan, putuskan sejak awal, bahwa aku akan menjadi orang yang paling mencintainya di kehidupan tersebut, sehingga aku akan ditakdirkan menjadi pendampingnya dengan resmi di mata Tuhan dan dunia. Dan untuk kehidupan selanjutnya dan selanjutnya lagi.

Atau jika hidupku hanya sampai di surga (setelah terkungkung lama dalam neraka mungkin), tolong pertemukan aku dengan dia.

Dan jika. Jika dia tidak berkehendak untuk bertemu denganku di kehidupan manapun setelah kehidupan ini, tolong pastikan ia benar benar baik baik saja. Dan aku berjanji hanya akan meminta untuk mengintipnya sesekali dari balik pilar pilar surga. Izinkan aku terus mencintainya dengan caraku, Tuhan.

Dan ingatkan aku, bahwa aku sangat ingin bertemu dengan Mu, Tuhan. Aku hanya ingin bertanya, kenapa Kau takdirkan aku mengenalnya, jika pada akhirnya aku harus memiliki perasaan begini sendu padanya, namun sekaligus aku tidak bisa mendapati pilihanku untuk menjadi pendampingnya?

Karena sejak awal mengenalnya, aku kira Tuhan memiliki rencana indah atas aku dan dia. Namun jika memang tidak, aku punya pembelaan untuk Mu, Tuhan. Mungkin aku bukanlah orang yang paling mencintainya di kehidupan ini, sehingga, ada orang yang lebih pantas mendampinginya. Iya, dulu itu doaku pada Mu kan Tuhan?

Baiklah, kalau begitu, Tuhan yang tidak pernah salah, izinkan ia bahagia di kehidupan ini ataupun berikutnya. Beri ia pendamping yang benar dan tulus mencintainya, tanpa pamrih apapun.

Dan aku, ingin tetap mencintainya seperti ini, dengan caraku.

1 comment:

  1. tapi, Tuhan tidak pernah salah.
    sesuatu yang memang menyakitkan, tapi kita harus tetap menerima.
    :)

    ReplyDelete