home

Thursday, February 18, 2010

Alur Cerita Yang Berjalan

Aku sudah tau alur cerita ini akan berjalan.

Setiap manusia hampir pernah mengalami hal semacam ini. Kedatangan dan kepergian. Hal yang lumrah saja mestinya. Ini akan menjadi tidak lumrah karena terus dipikirkan. Iya, tampaknya begitu.

Aku tau kemana plot ini terukir. Setelah kau datang, akan ada dua kemungkinan, kita menjadi satu atau kita akan terpisah.

Jika kita bersatu, tentu kelanjutannya pun akan sama seperti kebanyakan orang di dunia. Hidup bersama yang entah sampai kapan. Tapi pada akhirnya, toh tetap akan terpisah. Perbedaannya hanya pada waktu. Mungkin aku akan punya kesempatan hidup denganmu beberapa dekade. Lalu aku mati, kau mati, dan entah di kehidupan setelah ini kita bertemu lagi atau tidak, hanya Tuhan yang punya hak menentukan.

Jika kita berpisah, kelanjutannya pun sama dengan hampir setiap manusia di dunia yang pernah mengalami hidup.

Satu hari setelah kau pergi, akan sangat menyiksaku untuk terurainya air mata. Dan dalam satu minggu, akan terjadi penolakan dalam otak dan hati, bertanya pada Tuhan, kenapa Tuhan memutuskan hal ini. Padahal Tuhan hanya punya satu pernyataan “AKU MENGETAHUI APA YANG TIDAK KAMU KETAHUI”

Dan aku akan sangat menerima kalimat itu setelah beberapa waktu. Satu tahun mungkin aku akan mulai membenahi hati atau mungkin tetap menjaga hati. Satu bulan sebelumnya pun mungkin aku sudah akan move on dan mulai bersua dengan banyak kawan yang menghibur. Aku akan melupakanmu, Tuan.

Iya, aku akan melupakanmu, dan itu hal yang ku takutkan.

Melupakan betapa aku sangat menyukai caramu mengirim pesan.

Menyukai caramu tertawa lepas di seberang telepon.

Menyukai caramu makan dengan lahap.

Menyukai wangi yang menempel di jaketmu yang kau pakaikan padaku saat hari dingin.

Menyukai setiap percakapan yang kita selalu punya cara membuatnya mengasyikan.

Menyukai setiap detail perasaan aman dan hangat yang kudapat saat aku bersamamu.

Menyukai senyummu saat melihatku.

Aku takut aku akan melupakannya dengan mudah karena akan ada pelangi lain yang datang menghiasi. Entah dengan cara bagaimana, pelangi lain akan mampu memberi hiasan sempurna yang dapat menghancurkan semua hal indah yang pernah kau bangun.

Tentu saja hal itu bagus. Aku akan melupakanmu yang meninggalkanku dengan tanpa warna dan hanya menyisakan luka atau tangis.

Hhh. Aku tidak pernah tau perasaan apa yang melekat dihatiku untukmu.

Seharusnya mungkin dulu aku tidak pernah mengizinkanmu masuk,

seharusnya aku tidak pernah membalasi pesan pesan mu.

Seharusnya aku dulu tidak dengan mudah mengangkat panggilanmu untuk mendengar tawamu. Seharusnya dulu aku tidak pernah mengenalmu.

Tapi, Tuhan tidak pernah salah, meskipun untuk kali ini aku berharap Tuhan sedang membuat kesalahan. Aku sangat yakin ada sesuatu yang memerlukan kita untuk saling mengenal. Dan ada sesuatu juga yang memerlukan kita untuk kemudian tidak ditakdirkan bersama. Ya, Tuhan tidak pernah salah.

Tuan, aku tidak pernah menyesal untuk mengenalmu. Sungguh. Kini aku hanya sangat merindukanmu. Merindukan kita. Merindukan hal yang biasa kita lakukan. Iya, Tuan.

Dan aku semakin merindukanmu karena aku tau untuk kemudian dan keesokan hari juga keesokannya lagi, aku tidak bisa lagi mendapatkan kebiasaan itu.

Ini hanya masalah waktu. Akhirnya bersama atau terpisah, di akhir waktu dunia, aku akan terpisah denganmu kan?

Jadi, mungkin aku hanya akan membuatmu sebagai daftar nama manusia yang datang lalu pergi seperti yang lainnya.

Jika Tuhan berkehendak, mungkin kita akan bertemu lagi di surga. Itupun jika aku cukup layak untuk masuk surga. Aku sangat ingin kesana. Karena ku dengar, apapun yang kita mau, akan terwujud. Pintaku mungkin, aku hanya ingin ditakdirkan menjadi pendampingmu. Jika kau tak mau pun, mungkin aku akan minta untuk melihatmu dari balik pagar surga tempatmu saat nanti.

Iya, meskipun sampai sekarang aku tau Tuhan tidak pernah berbuat kesalahan. Aku masih sangat berharap Tuhan sedang berbuat salah. Ya. Pasti aku sedang sangat sesat. Baiklah, kita lihat saja, berapa lama hatiku akan terus menolak takdir ini. Setelah pelangi baru datang, mungkin akan memberikan alur tak terduga. Kita lihat saja.

Dan Tuhan, saat itu jika benar begitu, tolong jaga dia untukku. Takdirkan wanita yang sangat dan paling mencintainya di kehidupan ini untuk menjadi pendampingnya, wanita yang selalu mendoakan kebahagiaannya. Amin.

Karena saat pelangi lain datang, belum tentu benar aku akan tetap mendoakannya kan?

Maka takdirkan ia bahagia ya Tuhan. Karena aku pun akan berbahagia. Iya, aku memilih untuk hidup bahagia.

Tuhan yang tidak pernah salah. Sungguh aku tau Kau tak pernah salah. Maka saat kau menakdirkan aku bertemu dengannya pun tidak salah kan ?

Lalu kenapa aku mencintainya (dengan caraku) jika akhirnya aku tidak dapat memilikinya?

0 responses: