home

Sunday, December 20, 2009

DIMULAI DARI AKU

Dimulai dari aku.
Aku yang sedang bingung akan sikap ku sendiri.
Aku, baiklah, mungkin sudah cukup banyak manusia datang dan pergi dalam hidup sejak aku memutuskan melupakan kau-tau-siapa-.
Aku tidak pernah benar benar ingin melupakannya. Karena ternyata saat aku tidak memikirkannya, jauh lebih sulit dari yang kuduga. Kosong. Tidak ada yang kau doakan setiap setelah sembahyang magrib ataupun isya. Rasanya sungguh kosong.
Tapi karena perasaan takut terluka lebih dalam muncul terus menerus, iya, aku bertekad move on. Padahal bahkan, sampai aku masuk kuliah semester pertama, aku masih mengirim pesan singkat pada sahabat terbaikku, betapa aku masih sangat merindukan pesan “apa kabar harimu ini hari ini?”
Aku masih berkata betapa tidak bisanya aku menghapus semua pesan singkat darinya sejak kelas 1 SMA yang bahkan kini handphone nya telah ibu jual. Tragis. Pemuda itu tidak tau, aku disini menunggu janji setengah jam nya. Entah setengah jam yang keberapa ya, Tuhan.
Sejak hari itu, ada satu pemuda yang pernah masuk, tapi ternyata hanya angin liar. Bagus saja, hikmahnya, aku jadi tau, adanya seseorang yang akan datang sebagai “angin liar”
Dan entah sengaja atau tidak, tembok ini terbangun. Semakin hari semakin kokoh.
Aku pernah punya kekasih. Yang memang tidak begitu ku sukai (apalagi cinta)
Tapi aku adalah wanita yang berusaha menjadi wanita baik. Aku berusaha menyukai dia kok. Hingga ada suatu waktu, kami sadar, aku tetap tidak bisa jatuh cinta padanya, dan dia pun menyerah membuatku jatuh cinta.
Banyak orang, kawan. Telah banyak orang yang datang dan pergi.
Aku tidak suka keadaan ini, siapa yang bilang aku senang dengan keadaan seperti ini?
Hari ini aku bisa jalan dengan Mark, besok Peter, lusa James, besoknya lagi David hingga Craig dan Daniel.
Aku tidak suka. Sungguh.
Aku hanya ingin satu yang tinggal. Tinggal, membangun ruang baru.
Membuatku jatuh cinta, membuat hatiku berdebar saat mendengar namanya. Membuatku berharap dia adalah jodohku. Membuatku mendoakannya setelah sembahyang. Itu saja kok, Tuhan.
Aku tidak minta dia harus seorang anak presiden atau seorang lulusan Harvard University. Aku hanya minta yang dapat membuatku jatuh cinta setiap harinya, seperti sahabatku yang berkata tentang kekasihnya begini “dia itu ya, setiap hari selalu bisa ngebuat aku makin cinta sama dia”
Itu saja kok, yang seperti itu, dengan beberapa nilai C dalam transkrip nilai. Tidak perlu yang mmepunyai mimpi menggulingkan pemerintahan atau sebrillian Isaac newton.
I am a dreamer, perhaps. But I am not the only one, I think.
Untuk perempuan, itu cukup sulit untuk menerima seseorang masuk dalam kehidupannya, apalagi menghilangkannya.
Maka itu, tuan-tuan pemuda yang terhormat dan baik hati, mohon dengan sangat. Jangan membuat aku berpikir, kau menyukaiku, karena saat kau lakukan itu, mungkin saja aku akan jatuh cinta kepadamu dengan tidak ada duanya yang takkan bisa kau bayangkan.
Hmm, sebenarnya, ini mungkin hanya keegoisanku, yang tidak ingin terluka. Iya Tuhan, aku sangat tidak ingin terluka.
3 tahun itu bukan waktu yang sebentar kan? Untuk menghilangkan satu orang saja, hampir 3 tahun.
Usiaku sekarang 19. Jika kau benar-benar masuk lalu pergi, untuk menghilangkanmu, maka aku akan sampai usia 22 tahun?
Oh, come on! Aku akan menikah di usia 23 tahun, aku tidak mungkin mematri calon pendamping hidupku yang resmi di mata Tuhan hanya 1 tahun!
Jadi, tuan pemuda yang sangat wangi, jangan bermain-main padaku ya. Aku ini wanita bodoh yang dapat dengan mudah berbesar hati, tuan.
Tuan tentu sangat popular untuk dapat bermain dengan siapa saja yang tuan kehendaki.
Ehm, iya, belakangan ini, tuan tidak lepas dari pikiranku. Bahkan saat aku hendak tidur. Kecemasan luar biasa juga datang saat ada indikasi tuan mendekati wanita lain, aku juga berdebar saat melihat tuan, walau hanya lewat foto di facebook.
Dan, mungkin tepatnya, aku mulai terbiasa denganmu, tuan pemuda.
Terbiasa mendapat perhatian darimu, sms darimu, dan sebagai sebagainya.
Sungguh, anda membuat aku bingung dan sangat ragu.
Sekali lagi, jika hanya menganggap teman, jangan buat aku seolah special, atau membuat aku berbesar hati dengan seluruh perhatian itu.
Apalagi jika hanya bermain-main dengan aku, tolong, kembali saja pada duniamu. Karena untuk aku, suatu perasaan adalah hal terkhusus yang pernah aku ketahui. Jangan bermain-main atasnya. Terimakasih.

0 responses: